Cikal-bakal nama Lembang Bo’ne Buntu Sisong awalnya merupakan daerah dusun Bo’ne dan saat masih menjadi bagian dari wilayah Lembang Pa’buaran. Tongkonan Bo’ne merupakan tongkonan yang berada di dusun Bo’ne, Lembang Bo’ne Buntu Sisong, tongkonan ini merupakan tongkonan terhormat dikawasan Bo’ne yang pada akhirnya dijadikan sebagai nama Lembang setelah berdiri menjadi sebuah Lembang.

Lembang Bo’ne Buntu Sisong berada di kecamatan Makale Selatan yang dulunya tergabung kedalam desa Pa’buaran. Pa’buaran berasal dari kata ”Ma’bua” yang artinya suatu acara penyembahan kepada yang maha kuasa. Jadi Pa’buaran adalah tempat melaksanakan suatu acara persembahan kepada yang maha kuasa.

Wilayah Pa’buaran sebelumnya sangat luas yaitu terdiri dari 6 kampung, Kampung Pa’buaran, Kampung Batu, Kampung Bo’ne, Kampung Patekke, Kampung Karumung dan Kampung Ke’pe yang dipimpin oleh Andarias Sattu (Peroide 72-80) yang wilayahnya terhitung dari Durian sampai Tekko dan Pattawanan.

Tahun 1980 diadakan pemilihan kepala desa yang akhirnya mengangkat D. Patulak. Setelah tiga tahun menjabat tepatnya pada tahun 1983 istilah Desa diubah menjadi Lembang disebagian besar wilayah Tana Toraja termasuk Desa Pa’buaran menjadi Lembang Pa’buaran, akan tetapi istilah ini tidak berselang lama tepatnya pada tahun 1985 Lembang Pa’buaran kembali menjadi Desa.

Tahun 1988 pemilihan kepala desa kembali dilakukan dan mengangkat Tawan sebagai kepala desa akan tetapi Tawan tidak selsai masa jabatannya yang menyebabkan dua tahun jabatannya dipegang oleh Petrus Dandu atau dikenal dengan Ambe’ Sabe selaku Sekretarisnya.

Berdasarkan Perda Kab. Tana Toraja Tentang Penggabungan Beberapa Dasa, desa Pa’buaran mengalami pemekaran yakni pada tahun 1994, desa Pa’buaran terbagi menjadi 2 desa yaitu desa Pa’buaran dan desa Randan Batu. Kemudian dilakukan pemilihan kepala desa yang akhrinya mengakat Yohanis Sampe Salu di Randan Batu dan Ramang Patupak di desa Pa’buaran.

Pada tahun 1996 terjadi pemekaran Kembali yang mengakibatkan masing-masing desa terbagi menjadi 3 yaitu desa Pa’buaran terbagi menjadi desa Pa’buaran yang dipimpin oleh Ramang Patupak, desa Bo’ne dipimpin oleh YK Randa serta desa Buntu Barana dipimpin oleh Matius Soben.

Pada Tahun 1997 kepala desa Pa’buaran diberhentikan oleh Bapak Bupati, kemudian mengutus PLT untuk melanjutkan masa jabatannya yaitu Petrus Lolongan. Tahun 1999 desa Bo’ne menjadi desa persiapan yang dipimpin oleh YK Randa (1996) kemudian pada tahun 2000 desa definitif Bo’ne dan Randang Batu tergabung kedalam desa Pa’buaran berdasarkan dengan dikeluarkannya Peraturan No 20 tahun 2000 Tentang penggabungan beberapa desa.

Pada tahun 2001 istilah desa diubah menjadi Lembang berdasaran Peraturan Daerah Tahun 1999 dan pada tahun itu juga terjadi pembatalan pemilihan pada pejabat yang sudah terpilih menjadi kepala Lembang sehingga pemerintahan saat itu di pegang oleh PLT dari kecamatan yaitu David Pakka selama kurang lebih satu bulan tapi karena adanya desakan dari Masyarakat akhirnya diganti oleh PLT Matius Soben selama 5 tahun.

Pada tahun 2006 terjadi pemekaran yang menyebabkan Lembang Pa’buaran terbagi menjadi dua lembang yaitu lembang Pa’buaran dan Lembang Bo’ne Buntu Sisong, nama Lembang Bo’ne Buntu Sisong ini diusulkan oleh PLT dari kecamatan yaitu Martinus Paomangan dan BPL yang ada di Lembang Bo’ne Buntu Sisong.

Penamaan Lembang Bo’ne Buntu Sisong ini dilakukan karena mengingat Bo’ne merupakan tongkonan terhormat dan Buntu Sisong berada di tengah-tengah Kawasan Lembang yaitu dari Salutappa, Saluguririk sampai Pattawanan. Sebelum penamaan ini terdapat isu nama Lembang yaitu hanya Buntu Sisong sehinga muncul konflik penolakan dari beberapa pihak sehingga dilakukan musyawarah bersama tokoh adat, tokoh masyarakat dan kepala kampung, dengan munculnya masalah ini camat sekaligus sebagai PLT pada saat itu mengambil inisiatif memanggil ketua BPL untuk mendiskusikan masalah ini untuk mencari solusi sehingga disepakati untuk menggabungkan dua nama yang di usulkan yaitu Buntu Sisong dan Bo’ne, kemudian dikumpulkanlah tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat dan kepala kampung untuk mendiskusikannya ulang sehingga tercetuslah nama Bo’ne Buntu Sisong.

Setelah kurang lebih satu bulan PLT Martius Paonganan diganti oleh M Pea’ Mangan selama satu tahun, kemudian pada tahun 2007 dilakukan pemilihan pertama di Lembang Bo’ne Buntu Sisong ini yang akhirnya mengangkat Pea’ Mangan menjadi kepala Lembang sampai tahun 2014. 

Pada tahun 2014 Lembang kembali di pegang oleh PLT yang merupakan camat Makale Selatan.

                                                                                               Kepala Lembang Pertama

                                                                                                       M. Pea’ Mangan

yaitu Aris Payangan selama kurang lebih sebulan kemudian dilanjutkan oleh PLT Paulus Barung sampai juli 2015 dan pada tahun itu juga dilakukan pemilihan kedua kepala lembang yang akhirnya terpilih Tato’ Kalupang dengan masa jabatan sampai tahun 2021.

                                                                                                 Kepala Lembang kedua

                                                                                                       Tato’ Kalupamg

Setelah masa jabata Lembang Sebelumnya selsai Lembang kembali dipegang PLT Sudirman selama kurang lebih lima bulan dan dilakukan pemilihan kepala Lembang yang ketiga dan terpilih Tandi Rumambo dengan masa jabatan 2021-2027.